HIPERTENSI ATAU DARAH TINGGI SEBAGAI THE SILENT KILLER

Oleh : Dr. dr. Mohammad Rudiansyah, M.Kes., Sp.PD, K-GH, FINASIM



Hipertensi alias tekanan darah tinggi dijuluki pembunuh diam (the silent killer). Darah tinggi dianggap umum, ringan dan remeh sehingga pengobatannya juga sering diabaikan. Banyak paradigma di masyarakat yang salah persepsi terhadap darah tinggi. Pertama bila sudah minum obat, tekanan darah menjadi normal maka berhenti minum obat. Karena dianggap sudah sembuh. Ini salah Karena darah tinggi adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan hanya terkontrol dengan atau tanpa obat. Meskipun tekanan darah normal dan tidak minum obat tetap disebut terkontrol tanpa obat. Berhenti minum obat bila sudah minum obat dengan dosis paling kecil tapi tekanan darah relatif di bawah batas normal tinggi. Kedua masyarakat beranggapan bila terkena tekanan darah tinggi kemudian mengkonsumsi obat-obatan tekanan darah tinggi jangka panjang, khawatir obat tersebut berefek ke ginjal. Ini pemikiran yang sangat salah. Justru dengan mengkonsumsi obat darah tinggi itu, tekanan darahnya terkontrol maka dapat mencegah komplikasi tekanan darah tinggi ke ginjal. Penyebab terbanyak pertama penyakit gagal ginjal sampai pasien harus cuci darah (hemodialisis) adalah tekanan darah tinggi yang menahun, disebut Hypertensive Renal Disease, mencapai 44% menurut data Indonesian Renal Registry 2015. Satu lagi yang ketiga bahwa obat-obatan tersebut ada yang bersifat renoprotective atau menjaga ginjal artinya dengan mengkonsumsi obat itu justru menjaga ginjal kita dengan berbagai mekanisme. Memperlambat terjadinya gagal ginjal akibat darah tinggi.



Tekanan darah 140/90 (sistolik/diastolik) mm Hg atau lebih, menandakan kita mengidap hipertensi. Tekanan darah yang sehat adalah di bawah 120/80 mm Hg. Jika tekanan darah antara 120/80 mm Hg dan 139/89 mm Hg, berisiko dua kali lipat berkembang menjadi hipertensi.



Penderita usia muda (di bawah 30 tahun) umumnya mengidap hipertensi sekunder, yang penyebabnya sudah diketahui pasti. Seperti minum pil KB, gangguan fungsi ginjal, gangguan keseimbangan hormon. Hipertensi yang muncul bersamaan dengan meningkatnya usia, stres, dan faktor keturunan, lazim disebut hipertensi primer. Pengidapnya biasanya berusia tengah baya (30-50 tahun). Sembilan puluh persen pengidap hipertensi termasuk kategori ini. Perilaku buruk, seperti merokok, kurang berolahraga, suka makanan asin dan fast food, makan dengan kalori berlebihan, dan kegemukan, memberi andil terhadap munculnya hipertensi.



Beberapa penyebab paling sering terjadinya Hipertensi khususnya usia muda seperti berikut :



1. Pola tidur yang buruk :

Sering tidur larut malam sepertinya bisa menghasilkan efek buruk bagi kesehatan remaja secara keseluruhan. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa kurang tidur atau pola tidur yang buruk adalah salah satu penyebab tekanan darah tinggi. Beberapa remaja yang beraktifitas dimalam hari/shift malam juga beresiko mengalami tekanan darah tinggi. Menurut pakar kesehatan, remaja seharusnya tidur setidaknya selama delapan jam setiap hari untuk menjaga tingkat tekanan darah.





2. Obesitas :

Tingkat obesitas yang terjadi pada remaja saat ini meningkat pada peringkat yang mengkhawatirkan. Remaja saat ini banyak yang terjebak oleh budaya konsumerisme dan gaya hidup materialistik yang menetap. Orang yang bertubuh gemuk lebih rentan terhadap tekanan darah tinggi. Sindrom metabolik merupakan faktor risiko terjadinya darah tinggi yang ditandai salah satunya dengan obesitas (lingkar perut yang melebihi normal). Jangankan mau bermain di lapangan olahraga, remaja masa kini lebih suka bermain video game dan mengurung di kamar. Sebagian besar ahli kesehatan setuju bahwa remaja sangat membutuhkan jumlah olahraga sedang dan harus menjalani gaya hidup yang aktif secara fisik untuk menjaga tekanan darah tinggi dan stres.



3. Diet yang tidak Sehat:

Diet yang tak sehat tidak hanya menambah berat badan dengan cepat, tetapi juga bisa menjadi salah satu penyebab hipertensi pada remaja. Remaja pada umumnya lebih suka dengan makan-makanan seperti junkfood atau makanan cepat saji yang tinggi garam, gula, dan lemak yang dapat meningkatkan kadar garam dan kolesterol dalam tubuh. Garam sebagai salah satu penyebab utama kenaikan tekanan darah yaitu dengan menarik cairan tubuh ke dalam pembuluh darah Karena sifat garam yang hipertonik. Kolesterol adalah merupakan salah satu penyebab tekanan darah tinggi dengan cara penumpukan kolesterol tersebut di dalam dinding pembuluh darah melalui mekanisme pengikatan oleh makrofag menjadi Foam Cell atau sel busa sehingga terjadi plak (atheroscelerosis). Adanya plak pada pembuluh darah menjadikannya kaku, tidak mudah lentur dan terjadilah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Saran bagi remaja sebaiknya sedini mungkin sudah harus mengikuti diet yang sehat dan seimbang.



4. Stres dan emosional :

Terlepas dari stres akademik, remaja juga semakin dipengaruhi oleh berbagai masalah sosial dan keluarga. Anak-anak lebih sensitif dan rentan secara emosional pada usia ini. Ketidakmampuan untuk mengatasi perubahan situasi dalam kehidupan bisa menyebabkan tekanan mental dan emosional. Dan stres yang lebih lanjut akan memberikan kontribusi kepada tekanan darah tinggi. Banyak ahli menyarankan untuk remaja agar melakukan olahraga santai, seperti meditasi, menjalankan hobi positif untuk menjaga emosional.



5. Keturunan :

Genetika adalah salah satu faktor penyebab hipertensi pada remaja. Remaja yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi pada keluarganya lebih rentan mengalami kondisi ini. Disarankan untuk berkunjung kedokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat yang bisa membantu mengontrol tekanan darah. Remaja yang berada dalam faktor resiko ini juga disarankan untuk memeriksakan tekanan darah secara berkala.



Beberapa tips untuk mencegah terjadinya HIPERTENSI :



1. Perbanyak komsumsi BUAH segar 20-30 menit sebelum makan yang tidak mengiritasi lambung. Kunyah buah secara perlahan. Bila perlu minum jus buah segar secara perlahan, seteguk demi seteguk, tidak dihabiskan sekaligus. Buah banyak mengandung air, serat dan senyawa antioksidan betakaroten, likopen, klorofil, vitamin C. Zat-zat tersebut sangat bermanfaat untukenjaga tekanan darah kita.



2. Konsumsi TAHU & TEMPE. Tempe banyak mengandung enzim protease. Enzim protease yang dihasilkan ragi selama pemeraman kedelai akan menguraikan protein kedelai menjadi asam-asam amino. Sebagian dari asam-asam amino tersebut (5-10 asam amino) bekerja sama menghambat kerja angiotensin-1 covertting enzyme (ACE), sumber pemicu naiknya tekanan darah.



3. Batasi asupan GARAM. Jangan mengkonsumsi garam berlebihan seperti mengkonsumsi makanan asin. Batasi makanan mengandung garam natrium, diantaranya makanan olahan (corned beef, ikan kalengan, lauk/sayur instant), saus botolan (saus cabai, saus tomat, kecap), makanan instan (mi, lauk instant), cake dan kue kering yang dibubuhi soda kue/baking powder seperti biskuit. (Sudah dibahas juga sebelumnya). Konsumsi Natrium atau Garam yang dianjurkan adalah 1,5-2,4 gr. Sampai saat ini penelitian hububgan ini masih belum jelas tapi yg bisa dilakukan adalah mengukur kadar natrium (garam) yang keluar dari kencing). Setiap kenaikan 1 gram Natrium juga meningkatkan tekanan darah sistolik 2,11 mm Hg dan diastolik 0,78 mm Hg (N Engl J Med 2014, 371; 7).



4. Turunkan berat badan pada mereka yang OBESITAS. Indeks Massa Tubuh (IMT) lebih dari 25 menandakan kita kelebihan berat badan. Jika sudah melebihi 30, kita kegemukan, Untuk menghitung IMT:

Berat badan (kilogram) : kuadrat tinggi badan (meter).

Contoh: tinggi 170 cm, berat 72 kg, maka IMT= 72:(1,70)2 = 25.



5. Meditasi dan bagi orang Islam dengan SHALAT & DZIKIR termasuk PUASA. Dalam Journal of Personality and Social Psychology, 57: 1989 disebutkan sekelompok pasien hipertensi dan prehipertensi diteliti dengan membaginya secara acak menjadi dua kelompok. Satu kelompok dibimbing bermeditasi, sisanya dibebaskan bersantai sesuai minat masing-masing. Setelah 3 bulan, kelompok meditasi mengalami penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik masing-masing 10,6 dan 5,9 mm Hg, sedangkan kelompok bersantai hanya 4,0 dan 2,1 mm Hg.

Penelitian yang dilakukan Didit Novianto (2006) yaitu pasien hipertensi, DM, hiperkolesterolemia, satu kelompok dilatih dengan dzikir dan kelompok lain dibiarkan. Terdapat perbedaan bermakna secara statistik tekanan darah tersebut. Mohammad Rudiansyah (2008; 2010) meneliti pasien hipertensi di beberapa Puskesmas Banjarmasin, diperiksa tekanan darah sebelum dan sesudah dilatih dzikir shalat khusyu. Terdapat perbedaan bermakna terjadi penurunan tekanan darah setelah dilatih juga terjadi penurunan denyut nadi lebih dari 4 kali/menit sebagai parameter kondisi relaksasi. Menurut NIH (1992) yang menempatkan relaksasi sebagai Compļementary and Alternative Medicine (CAM). Hal ini juga pernah disampaikan penulis dalam harian Republika September 2007.



6. OLAHRAGA. Berlatih olahraga isotonik, seperti jalan kaki, jogging, berenang, dapat meredam hipertensi. Olahraga isotonik mampu menyusutkan hormon noradrenalin dan hormon-hormon lain penyebab menciutnya pembuluh darah, yang mengakibatkan naiknya tekanan darah, Hindari olahraga isometrik, seperti angkat beban, karena justru dapat menaikkan tekanan darah.



7. STOP MEROKOK. Ini merupakan anjuran yang sangat penting Karena sampai saat ini merokok tetap menjadi factor risiko utama terjadinya tekanan darah tinggi. Melalui mekanisme zat-zat aktif rokok yang dapat menyebabkan dan mempercepat terjadinya pengerasan atau plak di dinding pembuluh darah disebut atherosclerosis.



8. Hindari konsumsi ALKOHOL. Karena alkohol dapat mengikat lemak maka juga dapat menyebabkan plak-plak di dinding pembuluh darah.



9. Kurangi konsumsi KOPI atau OBAT-OBATAN dan makanan yang mengandung lemak tinggi (KOLESTEROL) yang dapat meningkatkan denyut nadi atau tekanan darah serta terjadinya plak.



10. Kurangi STRES. Stres sebagai salah satu penyebab darah tinggi. Penyebab-penyebab stres seperti pekerjaan yang berlebih, menumpuk, target yang tidak tercapai, masalah ekonomi atau keluarga, sebaiknya dikelola dengan baik stres tersebut agar tidak sampai menyebabkan darah tinggi. Bagi orang Islam dengan shalat dan sabar dapat sebagai obat atau penolong. Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Baqarah 45, “mintalah tolong dengan sabar dan shalat.” Artinya kita sudah diberikan jalan keluar untuk setiap masalah yang kita hadapi apabila sudah jalan buntu, tinggal melakukan perintah Allah tersebut, biarkan Allah yang bekerja menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga kita tenang, tidak stres, terhindar dari darah tinggi.

Masih banyak stigma-stigma di masyarakat yang salah tentang darah tinggi ini sehingga kejadian komplikasi juga semakin banyak akibat tekanan darah yang tidak terkontrol. Secara angka di dunia bahwa kontrol darah tinggi ini masih rendah hanya berkisar 50% termasuk negara-negara maju, pasien-pasien darah tinggi yang terkontrol tekanannya di bawah 140/90 mm Hg. Data yang ada di beberapa negara maju, apalagi di Indonesia yang sampai saat ini data akurat belum cukup, sehingga darah tinggi dapat menjadi pembunuh diam-diam (the silent killer). Darah tinggi merupakan penyebab terbanyak penyakit ginjal kronik yang menjalani cuci darah rutin sampai lebih 40% di Indonesia berdasarkan data Indonesian Renal Registry 2019.


Semoga tulisan ini bermanfaat bagi masyarakat dalam pembelajaran agar mencegah terjadinya darah tinggi dan yang sudah terkena mampu mencegah atau mengurangi komplikasi yang terjadi seperti serangan jantung, stroke, penyakit ginjal kronik, payah/gagal jantung, dan lain sebagainya.

 Comment with Facebook

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan kami. Kami berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.